HEY
YOU!
Aku bingung. Bisa dikatakan
demikian karena sudah sejauh ini, masih tetap ku ragukan bagaimana sosokmu
sebenarnya. Kau berbeda jika dipandang dari dua sisi. Baik kiri dan kanan
semuanya baik, dan penuh kejutan. I’m not
totally know exactly the real of you.
Ketika kau berjalan kau
memiliki wajah diam, gelap dan tidak terjamah oleh sinar matahari yang
bersinar. Sorot mata teduh dan tajam itu adalah penangkalnya. Aku pernah
melihatmu duduk sendirian bersama duniamu sendiri, duduk dengan kedua telingamu di sumpel dengan
benda yang sangat wajib bagi anak muda seperti kita, headset. Benda mungil yang mampu memberikan sensasi kepada diri
kita sendiri, mampu membuat kita terhenyak , terlena , tenggelam dalam music yang
terlantun. Hanya music tapi mampu membuat menit, detik, bahkan dirimu sendiri
mematung dan mendalami lirik-lirik yang terjuntai.
Ketika kau lewat yang ku
lakukan adalah sebuah lirikan sejenak selanjutnya aku cukup menebak-nebak apa
yang terjadi selama langkahmu bergerak. Aku tidak ingin ketahuan karena
menurutku jika rasa penasaranmu terjawab maka dengan cepat kisah yang diam-diam
sedang ku bukukan akan berakhir seperti itu saja. Mengenai buku itu, aku tidak
akan membaginya kepada dunia karena aku berniat memberikannya kepadamu jika
memang sudah tiba waktunya seperti yang ku rencanakan.
Suatu hari, dimana
akhirnya aku mulai menemukan irama, akhirnya aku mulai lebih rutin bertanya dan
mencari tahu meski hal-hal kecil – misalnya masuk jam berapa, di ruangan berapa
? dan aku menanyakan itu semua pada temanku yang juga sekelas denganmu. Mungkin
kau tau tapi tetaplah seperti ini tidak menaruh curiga atau semacamnya.
Ada lagu yang pernah ku
dengar liriknya seperti ini. Satu hari
tak bertemu , sewindu rasanya bagiku ingin segera bertemu, kaulah pengobat rinduku.
Seperti itulah kemarin ketika aku pernah sehari tidak melihatmu. Lucu ya,
sehari tidak melihat saja bisa menyimpan rindu , dan kita tidak saling kenal.
Betapa ajaibnya dunia ini menciptakan partikel-partikel yang akan membentuk
sebuah cinta walau hanya sesaat. Mungkin aku sedang menyusun partikel itu ?
atau mungkin dirimu juga meski bukan untukku.
Demi apa ? demikian aku
merindukanmu. Sosokmu muncul ketika aku melakukan ini. Aku tidak memikirkanmu
karena bagiku hari ini adalah menyumpal otak dengan materi-materi untuk UAS
Videografi hari ini. Ada sekitar enam slide
dengan jumlah halaman belasan sampai puluhan harus ku baca dan beberapa harus
dihafal. Dan Puji Tuhan, aku bisa menyelesaikan 20 soal yang menggoyahkan
konsentrasi dan membangkitkan rasa ragu itu.
Mengenai ragu, aku
ragu-ragu melangkah keluar ketika ku lihat ruangan tempat ujianku masih penuh. Tapi
ku putuskan keluar setelahnya ketika perlahan mereka bergerak keluar dari
kelas. Aku memakai sepatu dengna terburu-buru kemudian berjalan. Namun kembali
lagi ke depan ruangan ujian tadi karena ada beberapa yang kami bahas bersama
sekelas. Ketika aku hendak berjalan , aku menyisir ruangan didepan ruanganku
ujian. Dari kaca kecil yang terpasang di pintu aku melihat seseorang dengan
pakaian abu-abu dan sebuah leher kemeja berwarna hitam mencuat keluar. Ketika aku
memperhatikan lebih detail, bibirku membentuk senyuman dan memanggil salah satu
temanku yang mengetahui kisah ambigu ini. “
itu dia. !!” aku memekik tertahan. “
Apa yang harus kita lakukan ??? apa ???!” katanya dengan panic. Aku segera
berpikir , harus apa memang selain memandangmu dari kaca ini. Aku tersenyum
bahagia, setidaknya aku bisa melihat wajahmu hari ini dengan guratan serius
tertera disana.
Bukan aku namanya kalau
tidak bisa memanfaatkan waktu dan keadaan sebaik mungkin. Entah ini ide gila
darimana, aku mendesak temanku untuk mengeluarkan ponselnya agar mengabadikan
gambarmu. Dan….TADA!! satu gambar meski kualitasnya buram kini tersimpan rapi
di galeri miliknya dan aku sudah mengatakan padanya harus mengirimkan foto itu
padaku. Kemarin, temanku yang sekelas denganmu mengatakan jika kau pernah
tertidur dan wajahmu begitu imut. Aku penasaran tapi dia tidak mengabadikannya.
Setidaknya aku kini punya foto candidmu.
Akan ku simpan dan akan ku sematkan dibuku yang ku janjikan di awal.
Oh ya, mengenai gerakan
ayan ketika kau mengendarai motor –entah apa maksudnya itu , dan entah apa
tujuannya itu