Oh
Ayah, Oh Ibu
Salahkah
aku bermanja sedikit saja padamu ?
Meski sakitku tidak terlalu parah, tetapi tetap saja diriku membutuhkan perhatian lebih darimu
Meski sakitku tidak terlalu parah, tetapi tetap saja diriku membutuhkan perhatian lebih darimu
Meski
umurku tak pantas lagi untuk dimanja, dibuai, atau tidur di pangkuanmu, tetapi
ketahuilah hanya itu yang bisa mendekatkan kita saat ini
Sejak
aku menginjak remaja, perlahan kebersamaan kita terkikis akibat kesibukan yang
semakin bertambah
Engkau
dengan pekerjaanmu untuk kebutuhan keluarga, aku dengan pendidikan demi
sempurnanya masa depan
Di
satu waktu terkadang kita harus berselisih paham membuat kita menjadi berjauhan
sejenak, tetapi disaat itu masing-masing dari kita bisa bersatu lagi meski
tidak seindah sedia kala
Kita
pernah saling menangisi kesalahan , menelan kekecewaan , mengunyah caci maki
tetapi masa kecil nan indah membuat kita menukar hal buram menjadi tawa bahagia
Oh
Ayah, Oh Ibu
Sebentar
lagi aku akan menginjak usia dewasa
Masih
ada disatu sisi aku merasa segalanya tidak sempurna ku lakukan jika tanpamu di
sisiku
Salahkah
aku meminta kesediaan waktumu walau hanya menemaniku untuk memeriksakan gigi ?
Jika
aku menangis , merengek seperti anak kecil ketahuilah disitu aku rindu dengan
masa kita melakukan segalanya bersama
Oh
Ayah , Oh Ibu
Kapan
lagi ada waktu indah seperti ini, meski aku berada dalam kondisi yang tidak
memungkinkan tetapi aku bahagia
Kesediaanmu
untuk mengiyakan sikap manjaku membuat kita menjadi akrab seperti mula-mula
saat kau membantuku berjalan dengan kedua kakiku
Oh
Ayah, Oh Ibu
Andai
sang ajal merenggut waktu salah satu dari kita, bagaimana kita menyempurnakan
kisah yang kita rangkum dalam kenangan bersama ?