Di
tanah sana, kekeringan merajalela, Di tanahku tidak.
Di
tanah sana banyak orang berharap, Di tanahku kami banyak mengirimkan doa.
Puji
syukur, Hujan mengalir. Meski mentari tak duduk disingah sana, tetap ada
kehangatan keluarga menepis dingin. Ritme hujan dan Guntur menjadi orchestra sepanjang
hari akhir-akhir ini. Semua bunyi rusuh teredam berganti menjadi damai. Di jam
yang seharusnya orang bekerja, aku justru terbuai meringkuk lama dibalik
selimut dan mimpi.
Beruntung
libur masih panjang. Jika sepanjang bulan agustus ini hujan tetap menyelingi
hari demi hari, betah diri ini berdiam di rumah. Meskipun pakaian tak kering,
paling-paling mengorbankan diri tak mandi. Selamat datang bulan Agustus,
tetaplah hujan.
Kecup hujan
0 komentar