Page
: 21
Aku sedang berada
dikeheningan, mendengar deru mencekam dari mesin pendingin ruangan dikamarku. Suara
jangkrik menambah dalamnya sepi.
Aku berdecak , dan
menggaruk kepala.
Saat aku baru saja bangun
dari istirahat sore yang memakan waktu selama tiga jam lebih tadi, sehabis
membasuh wajah terlintas sebuah ide gila sekaligus menggelitik hati. Ini membawaku
pada jati diri yang sudah lama ku tinggalkan . Tindakan berani yang pernah aku
lakukan dan menghempaskanku pada jurang pengharapan namun berujung pada sebuah
akhir yang jika pada novel dikatakan sad
ending.
Haruskah aku melakukan
itu ?
Meninggalkan sebuah
ucapan perpisahan untuknya sekali lagi, ketika dia akan benar-benar hengkang
dari penglihatanku dan mungkin selamanya. Karena amat mustahil jika suatu hari
nanti bisa melihatnya lagi.
Kemudian aku tersenyum. Membayangkan
hal buruk dan baiknya jika aku benar-benar melakukannya. Namun pada akhirnya
aku memilih untuk tidak melakukan itu.
Aku punya cara luarbiasa
dimana bukan untuk perpisahan. Mungkin ini bisa membawa pada pertemuan
selanjutnya.
0 komentar