When life must be keep go on……
Bukan
pergi dengan kendaraan. Tapi pergi dengan sebuah pemikiran akan masa depan yang
akan di tempuh, bagaimana strategi dan prinsip? Serta apa yang sudah di
siapkan. Sudahkah melewati berbagai seleksi alam yang memberikan cobaan mental
baik luar maupun dalam? Jika sudah pasti akan ada rasa penyesalan untuk
memperbaiki diri dari masa ke masa dengan tenggat waktu yang anggaplah semakin
menipis.
Sebuah stasiun menjadi tempat awal
mula jiwa siap menghantar menuju sebuah masa depan. Lintasan panjang menjadi
sebuah jalan pikiran untuk melatih kemampuan dan cara pola berpikir. Siapkan lentera
karena lorong hitam menanti, menyelimuti sejenak hingga ada tuntutan, ada
godaan yang berusaha menyerang saraf, berusaha merusak, hingga rel dan
roda-roda yang tadinya mulus berjalan dengan berbagai pikiran yang di dukung
lingkungan dan tingkat social yang baik membuat jati diri itu terlihat sempurna
namun perlahan akan sirna ketika sesekali ada yang berusaha tertarik dengan lorong
hitam itu.
Semakin jatuh ke dalam lorong hitam
itu hingga akhirnnya lintasan itu menjadi berantakan terlalu banyak cabang,
terlalu banyak kerikil-kerikil yang menghiasi setiap perjalanannya membuat jiwa
itu semakin lelah untuk meneruskan perjalanannya. Adakah tujuan dalam hal ini?
TIDAK. Ketika tidak ada tujuan yang menuntun kemana arah dan aral harus
ditempuh disinilah sebuah kompas kehidupan beraksi. Berusaha keluar dari lorong
hitam itu, tetap tempuh lintasan walaupun sudah berpuluh cabang yang menyerbu
hingga akhirnya semuanya terkendali dengan baik dan benar. Atur dan susun kotak
demi kotak yang tadinya hilang menjadi satu hingga membentuk satu buah kekuatan
yang baru hingga menhantarkan kita ke sebuah kota impian dan kita mendapatkan medali
KEBERHASILAN dan KESUKSESAN.
0 komentar