Menyapa Agustus!
Hai August!!
Bulan yang dipenuhi dengan kegembiraan. Setidaknya itu
harapan untuk bulan ini. Bulan yang di banggakan. Aku juga membanggakan bulan
ini karena selain tanah air yang bertambah umur, ada lagi yang merayakan
kelahirannya di bulan ini. Siapa? Yang pertama
adalah dia yang berada di masa lalu. Selamat bertambah umur untukmu. Kedua
untuk seseorang yang meletakkankku di harapan semu. Selamat bertambah umur
untukmu meski belum tiba waktunya.
Untukmu wahai sang senja yang kini
sudah terbenam. Jika sebelumnya kita pernah mengkonsep hidup kita di sebuah
hubungan, wahai kau sang senja kiranya itu adalah kebahagiaan atau ada setitik
kebahagiaan yang di kemas dalam kenangan dan tertinggal untukmu. Ribuan hujaman
rasa sakit yang pernah tertuai, kiranya engkau berikan sedikit kata termaafkan
meski sebenarnya tak ada lagi arti di balik itu semua. Terima kasih.
Untukmu wahai sang mendung. Berikan
aku kejelasan dibalik warna abu-abu yang membuatku meragu berjalan di bawahmu. Aku
siap menerima gertakan kilat, ancaman badai, hujaman ribuan tetes air yang
membasahiku tapi ku pastikan semuanya tak menembus lama diriku karena aku
dengan setia menunggu malam yang bertabur bintang melambangkan jutaan harapan
yang membawa sinar di kala fajar akan terbit esok pagi karena bahagiaku
terletak disana.
Belum berujung akhir tapi ini
bulanmu, ku ucapkan selamat menanti segala sesuatu yang kau harapkan di bulan
ini. Untukmu wahai sang mendung, hapus mendungmu dan buat aku tau apa aku harus
berjalan di tanah tandus atau di jalan tol ? jika memang di atas jalan tol aku
ingin berterima kasih karena mau mejadi bagian dari kebahagiaanku kiranya
semuanya berjalan mulus meski aku harus membayar terlebih dahulu di awal di
loket dengan perjuangan dan usaha. Jika kau menempatkan aku di atas tanah
tandus, biarkan aku menikmati sengatan matahari yang menusuk diriku. Biarkan
ribuan kaktus harga diri menjadi peneman dan abu sisa penderitaanku membalutku
bersama perjalananku ke depan.
Selamat datang Agustus. Di awal aku
harus mengingat masa lalu dan diakhir aku menunggu semu, kiranya di bulan
berikutnya aku mendapat kepastian yang sesungguhnya meski bukan dari sang timur atau sang barat perkasa.
0 komentar