Di ambang
Semua orang didunia mungkin kini
sedang menikmati secangkir teh hangat, meringkuk di balik selimut, tertawa
bersama dengan sanak keluarga, atau menikmati angin malam bersama
kenangan-kenangan lama. Musim dingin di bulan Desember menghantarkan ingatan
pada Desember yang lalu-lalu. Seperti lagu Taylor
Swift – back to December , penuh
dengan kenangan dan berharap untuk kembali. Akhir tahun menjadi moment tersendiri
buat kita semua bukan ?
Cuaca begitu berbeda. Di Indonesia,
akan begitu banyak kita bertemu dengan lembabnya udara, dahsyatnya dingin
menusuk hingga ke tulang, berjibaku dengan khayalan apa yang akan terjadi di
tahun yang akan datang ? akankan lebih baik ? atau sebaliknya.
Kepala meremas dan mengkemas, begitu
juga hati yang ikut-ikutan sedang bersih-bersih mencari sensasi membongkar
kenangan lama, memancing haru turun sedikit saja. Tubuh dipenuhi kehangatan
pasif , tanpa menyentuh daerah dingin disana yang tidak tertutup. Hati dan pikiran
yang memilih selalu bugil menari-nari kemana pun , asal bebas tak terpagar
sejenak merilekskan diri.
Tidak peduli sudah berapa banyak
tawa, waktu yang sia-sia digunakan untuk kebahagiaan intinya semuanya bisa
dirasakan bersamaan dengan sedih. Tidak peduli dengan karma meski terkadang
maju dengan gentar sering di alami. Membandingkan diri, dulu akhir tahun itu
seperti ini, akhir tahun itu seperti demikian. Grafik mood yang naik turun tidak terlalu menjadi hal yang memusingkan.
Setiap bertambah tahun, akan banyak
perbandingan, banyak analisa yang kita jadikan sebuah pengalaman. Tangan kita
kini sedang mencocokkan kunci, mencari pintu lain untuk dibuka dan menutup
pintu yang kini bersiap untuk ditutup selamanya. Tahun tidak akan pernah
terulang bukan ? 2014 hanyalah sekali dalam seumur hidup. Begitu juga dengan
umur kita. Jadi sudah siapkah kamu bergerak dari Ambang itu ? bergerak melaju
ke tahun berikutnya ?
0 komentar