NEGRI PANDORA
(Menurut
Adriana ,
gadis bisu
berumur 20 tahun dan selalu menulis isi hatinya
lewat buku
kulit tebal yang selalu dibawanya
setiap
menyusuri negri Pandora.)
Ada satu peristiwa yang menarik bulan ini.
Kejadian ini terjadi di Negri Pandora, negriku
tercinta dengan sistem demokrasi yang menurutku mulai luntur. Atau terlalu
demokrasi sehingga beberapa orang mulai berbesar mulut menyampaikan aspirasinya
tanpa berpikir resiko yang akan terjadi.
Ini terjadi seiring begitu hangatnya berita
mengenai pemilihan ketua umum salah satu partai ternama di negri Pandora.
Ini menarik.
Jujur saja, aku tidak terlalu tertarik dengan
politik. Tapi semenjak kepemerintahan raja
yang ke-7 ini, seluruh masyarakat kritis dalam menyikapi politik di negri
Pandora dan itu ikut menyeret jiwa kritisku. Negri Pandora menjadi penuh dengan
jiwa politik apalagi media eletronik maupun non-eletronik selalu membahas topic
yang sama.
Jengah. Melihat beberapa orang , media, serta
beberapa stasiun televisi secara terang-terangan (menurutku) ikut mencerca
kepemimpinan raja yang baru berjalan beberapa bulan. Semuanya penuh kritik,
berbagai cara di lancarkan agar kepemerintahan dengan gaya blusukan itu dianggap
tidak waras. Aku terkekeh melihat beberapa orang yang terpengaruh dengan omong
kosong para mulut-mulut bermoral rendah. Beberapa menuntut perubahan yang
dijanjikan. Memangnya perubahan itu semudah membalikkan telapak tangan ? .
Ngeri rasanya melihat negri sendiri yang semakin hari banyak manusia bersikap
gegabah. Semua pada akhirnya reda begitu saja dengan salaman damai ( yang
menurutku palsu) dan para kaum pemberontak akhirnya mereda ,
lenyap begitu saja.
Masih ingat jelas. Di sore hari , Raja dengan pakaian megahnya bersama para kandidat
mentri yang akan mengkawal negri Pandora ini selama lima tahun ke depan
menampakkan wajah penuh senyuman. Senyum yang menurutku penuh janji untuk
perubahan bangsa kami. Di pidatonya Raja mengatakan jika para pejabat yang
nantinya akan bekerja bersamanya, harus
bersedia meninggalkan partai dan
mengemban tugas sepenuhnya untuk Negri Pandora.
Tepat di bulan April , ketika itu sore hari
dan aku duduk di kedai kecil terletak di persimpangan jalan. Sebuah pidato
menarik perhatianku. Mungkin bagi kalian ini tidak menarik.
Aku bangga dengan wanita ini , apalagi ketika
melihat namanya masuk dalam daftar jajaran wanita paling berpengaruh di dunia. Aku
sangat bangga menjadi wanita setiap melihat beliau muncul di layar kaca. Tapi,
ketika pidatonya mengatakan jika orang-orang yang bekerja di kepemerintahan
adalah petugas partai , Aku mengasihani pemimpin Negri kami yang menjadi bagian
dari partai tersebut. Aku mulai memikirkan kembali perkataan para mulut-mulut
bermoral rendah it. Aku teringat dengan satu kata yaitu “Dia adalah Bonekanya”
(Nya merujuk pada Ratu yang merupakan pemimpin partai tempat bernaungnya juga
Raja kami). Belum lagi dengan penuh kuasanya wanita tersebut mengatakan jika
dia masih punya kekuasaan sebagai Ratu di negri ini. Dia bisa saja menyuruh
rakyat untuk bergerak menjalankan keinginannya ( aku rasa maksudnya adalah
menggulingkan kepemerintahan raja ke-7 ). Lalu pertanyaan adalah, jika memang
beliau menyuruh rakyat Pandora bergerak untuk menjalankan misinya , kenapa
beberapa kali dalam pemilihan pemimpin negri Pandora beliau gagal ?
Bolehkah aku tertawa lagi ? ini lucu.
Dan aku sangat geram melihat Raja kami yang
dengan wajah pasrahnya tidak memberikan ketegasan mengenai pidato sang Ratu. Dia
Raja , pemimpin dan pemegang kekuasaan penuh negri Pandora. Harusnya Raja bisa
tegas! Bukan hanya diam memilih dengan gaya “masa bodoh nanti juga berlalu”.
Ini serius. Dan jika Raja tidak bertindak, selamanya dia akan menjadi Boneka ,
Ratu tak seberapa itu.
0 komentar