CERITA PENDEK

By menuruthclara.blogspot.com - April 13, 2015

NEGRI PANDORA
(Menurut Adriana ,
gadis bisu berumur 20 tahun dan selalu menulis isi hatinya
lewat buku kulit tebal yang selalu dibawanya
setiap menyusuri negri Pandora.)




Ada satu peristiwa yang menarik bulan ini.

Kejadian ini terjadi di Negri Pandora, negriku tercinta dengan sistem demokrasi yang menurutku mulai luntur. Atau terlalu demokrasi sehingga beberapa orang mulai berbesar mulut menyampaikan aspirasinya tanpa berpikir resiko yang akan terjadi.

Ini terjadi seiring begitu hangatnya berita mengenai pemilihan ketua umum salah satu partai ternama di negri Pandora.

Ini menarik.

Jujur saja, aku tidak terlalu tertarik dengan politik.  Tapi semenjak kepemerintahan raja yang ke-7 ini, seluruh masyarakat kritis dalam menyikapi politik di negri Pandora dan itu ikut menyeret jiwa kritisku. Negri Pandora menjadi penuh dengan jiwa politik apalagi media eletronik maupun non-eletronik selalu membahas topic yang sama.

Jengah. Melihat beberapa orang , media, serta beberapa stasiun televisi secara terang-terangan (menurutku) ikut mencerca kepemimpinan raja yang baru berjalan beberapa bulan. Semuanya penuh kritik, berbagai cara di lancarkan agar kepemerintahan dengan gaya blusukan itu dianggap tidak waras. Aku terkekeh melihat beberapa orang yang terpengaruh dengan omong kosong para mulut-mulut bermoral rendah. Beberapa menuntut perubahan yang dijanjikan. Memangnya perubahan itu semudah membalikkan telapak tangan ? . Ngeri rasanya melihat negri sendiri yang semakin hari banyak manusia bersikap gegabah. Semua pada akhirnya reda begitu saja dengan salaman damai ( yang menurutku palsu) dan para kaum pemberontak akhirnya mereda , lenyap begitu saja.

Masih ingat jelas. Di sore hari , Raja  dengan pakaian megahnya bersama para kandidat mentri yang akan mengkawal negri Pandora ini selama lima tahun ke depan menampakkan wajah penuh senyuman. Senyum yang menurutku penuh janji untuk perubahan bangsa kami. Di pidatonya Raja mengatakan jika para pejabat yang nantinya akan bekerja bersamanya, harus bersedia meninggalkan partai dan mengemban tugas sepenuhnya untuk Negri Pandora.

Tepat di bulan April , ketika itu sore hari dan aku duduk di kedai kecil terletak di persimpangan jalan. Sebuah pidato menarik perhatianku. Mungkin bagi kalian ini tidak menarik.

Aku bangga dengan wanita ini , apalagi ketika melihat namanya masuk dalam daftar jajaran wanita paling berpengaruh di dunia. Aku sangat bangga menjadi wanita setiap melihat beliau muncul di layar kaca. Tapi, ketika pidatonya mengatakan jika orang-orang yang bekerja di kepemerintahan adalah petugas partai , Aku mengasihani pemimpin Negri kami yang menjadi bagian dari partai tersebut. Aku mulai memikirkan kembali perkataan para mulut-mulut bermoral rendah it. Aku teringat dengan satu kata yaitu “Dia adalah Bonekanya” (Nya merujuk pada Ratu yang merupakan pemimpin partai tempat bernaungnya juga Raja kami). Belum lagi dengan penuh kuasanya wanita tersebut mengatakan jika dia masih punya kekuasaan sebagai Ratu di negri ini. Dia bisa saja menyuruh rakyat untuk bergerak menjalankan keinginannya ( aku rasa maksudnya adalah menggulingkan kepemerintahan raja ke-7 ). Lalu pertanyaan adalah, jika memang beliau menyuruh rakyat Pandora bergerak untuk menjalankan misinya , kenapa beberapa kali dalam pemilihan pemimpin negri Pandora beliau gagal ?

Bolehkah aku tertawa lagi ? ini lucu.
Dan aku sangat geram melihat Raja kami yang dengan wajah pasrahnya tidak memberikan ketegasan mengenai pidato sang Ratu. Dia Raja , pemimpin dan pemegang kekuasaan penuh negri Pandora. Harusnya Raja bisa tegas! Bukan hanya diam memilih dengan gaya “masa bodoh nanti juga berlalu”. Ini serius. Dan jika Raja tidak bertindak, selamanya dia akan menjadi Boneka , Ratu tak seberapa itu.


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar