April with
Rain
Ku ucapkan salam perpisahan begitu
menilik tanggal telah berganti. Ku ucapkan terima kasih kepada-Nya telah melingkupiku
sepanjang waktu – yang selalu memberi nafas disetiap kehidupan. Bulan ini
dibuka dengan hujan. Aroma petrichor menyebar berpadu dengan sebuah harapan. Senyum
dan gelegar tawa mendominasi, tak peduli halilintar yang mencoba menakuti.
Rindu menguar.
Di sebuah dinding, aku bersandar
sambil mencuri pandang. Berusaha merekam senyum yang ku cari selama ini. Kali saja,
di hari-hari selanjutnya aku tak akan menemukan lagi. Meski hanya sebuah
tatapan singkat terjadi diantara aku dan
dia, tapi bisa ku tangkap teduhnya. Bolehkah
aku menumpang teduh disana ?
Hujan semakin deras.
Bukannya aku tak ingin berlama-lama
menikmati dia yang sedang sibuk dengan dunianya, tapi aku lebih baik pergi. Aku
tak ingin mengusik sesuatu yang tak pantas untuk ku pandang lama. Tak ada
gunanya jika ku pandangi dia terus
menerus. Hal itu malah membangkitkan sebuah harap terlalu tinggi, mengingat sesuatu hal dimana hatinya ……. . Aku tersenyum tipis dan memandang
ujung sepatu lusuhku. Biarlah aku yang tau sendiri isi titik-titik itu.
Hujan mulai sedikit reda. Tapi dinginnya
menikam.
Perlahan aku bergerak dengan
setengah hati. Ku rapatkan jacketku .
Hujan sudah berhenti.
Aku menikmati sisa-sisa aroma hujan
yang masih bisa ku gapai. Ku ambil dan ku simpan. Untuk penenang hati suatu hari nanti.
Waiting
for the next rain.
R’Manroe.
0 komentar