Ada

By menuruthclara.blogspot.com - November 15, 2014

Ada
Ketika menerjang hujan
.

         Hujan kemarin membuat mata berputar ke segala arah berusaha mencari sesuatu yang terlihat menarik di sela-sela hujan deras yang malu-malu turun menyentuh aspal, memberikan godaan singkat lewat sensasi dinginnya yang berhasil memasuki pori-pori meski sudah di lindungi oleh kain berbahan tebal. Kain tersebut memang dikhususkan untuk dipakai saat cuaca hujan, atau berkendaraan jauh. 
          Semakin jauh roda motor yang ku bawa berputar, bergerak mengantarkanku ke tempat ku tuju, semakin berani pula tetesan air hujan menerjang. Helaan nafas membuat pelindung kepala yang ku pakai terlihat berembun. Orang-orang di sekelilingku berusaha membawa motornya dengan keadaan santai karena takut tergelincir dengan aspal yang pada saat itu sudah basah kuyub. Begitu kilat dan bening, itulah gambaran yang ku lihat. 
          Ketika semua orang berusaha berjalan santai sambil dengan baik-baik memperhatikan jalannya, yang ku lakukan untuk menghibur hatiku ditengah perjalanan adalah melirik aktivitas tunggal oleh pengendara motor yang memang bervariasi. Jas hujan warna-warni membuat pemandangan hari ini ada dominasinya bersamaan dengan mendungnya awan. Danau yang biasa begitu indah dipadu terik matahari, tidak kala indah jika di bumbui ribuan tetes air langit yang membentuk pola unik dimataku. Pepohonan yang mengelilingi sekitar juga terlihat basah, membuat penampilannya jauh begitu baik dan segar. Warna hijau yang selalu ditutupi debu, kini berani dengan hijau daun sesungguhnya. 
     Sebentar lagi aku mendapatkan tikungan. Dan ketika aku sedang membelokkan motorku mengikuti alur, satu orang pengendara menarik perhatianku. Kenapa ? aku begitu kenal dengan orang itu , meski kini aku menatapnya dalam ragu. Dari pakaiannya aku bisa menebak pasti kalau itu dia. Dia memakai baju jurusan semasa kuliah, dan dia bagian belakang baju tersebut tertera nama kampus ku dimana tempat dia bergulat dengan ilmu. Dia tampak sedang berhati-hati melalui cipratan air yang memang juga dari tadi sedang aku hindari , karena aku takut cipratan air tersebut membentuk pola coklat di jacketku. Ketika aku sedang memperhatikan apa cipratan air itu sudah mengenai jacketku dan saat mengerang kesal, disaat itu jugalah aku melihat aksinya itu. Cara menghindarnya sebenarnya biasa saja. Hanya menaikkan kakinya ke daerah tempat tersisa bagian depan motor. Tapi entah kenapa bagiku begitu lucu. Ketika aku ingin memastikan bahwa itu benar dirinya, wajahnya samar-samar ku lihat dari balik helm yang berkaca hitam. Mungkin berusaha melindungi wajah jeleknya. Dan saat itu juga aku mengingat sosoknya yang begitu sederhana dan jenaka di balik ke konyolannya. Kembali sebuah kaset masa lalu terputar kembali.
         Begitu aku melaluinya, aku tertawa bersama kaset masa laluku yang perlahan berputar  dan untungnya tak ada pengendara yang mendengar karena saat itu suara hujan begitu lebih kuat dan beberapa suara desingan motor begitu terdengar kuat. Aku memperlambat kendaraanku, tapi ternyata dia lebih lambat. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkannya. Ada gumaman yang terselip di balik hujan saat itu, semoga kita berjumpa lagi. Dan bertukar bunyi klakson motor kita. 


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar