Taman Punya Cerita
Salah
seorang mahasiswi mulanya mengatakan tempat itu taman. Awalnya karena ruang
belajar mereka berpindah gedung. Wajah mahasiswi itu akan terlihat sumringah
begitu memasuki daerah yang disebutnya taman. Menurutnya tempat itu adalah
taman, namun berbeda hal dengan teman-temannya. Mereka tidak bisa mengatakan
itu taman karena ditengahnya terdapat lapangan voli dengan ukuran yang sedikit
di perkecil luasnya. Dasar lapangan itu berlapis rumput dan pepohonan
mengelilingi lapangan tersebut.
Allah
bisa karena biasa. Begitu juga dengan perkataan. Semakin sering terdengar maka
akan semakin meluas membuat lupa yang
sesungguhnya. Tempat itu lambat laun disebut taman. setiap mahasiswi dan
teman-temannya melintas ada saja daun atau bunga yang jatuh. Hingga suatu hari,
mahasiswi itu tidak berkata
“
Seperti musim gugur “ celetuk mahasiswi itu. Awalnya mereka menertawai , namun
lambat laun menikmati dan mulai ikut berimajinasi.
Esoknya
mereka melintas lagi.
“
Seperi musim dingin” angin saat itu kencang. Dingin mulai terasa membuat mereka
merapatkan almamater dan jas laboratorium mereka. Dengan cepat mereka melangkah
menuju gedung tempat mereka belajar.
Begitulah
yang terjadi. Tiap langkah mereka melewati taman itu akan banyak tebakan musim
yang cocok untuk hari itu. Ada banyak imajinasi, tawa dan bahagia menyelimuti
mereka. Taman itu punya cerita jika setiap orang yang melintasinya.
_
*Di dedikasikan
teruntuk Intan Ika Fitri si pecentus tentang taman dekat gedung Teaching Factory,
dan Vina , Mona, terutama Vinda yang
menjadi korban imajinasi. (SIRMAMO)
0 komentar